Hati-hati memakai kata “tidak”
Pemahaman tentang Struktur Memori Otak dan Implikasinya dalam Komunikasi Positif
Penelitian tentang cara kerja otak dalam menyimpan memori telah menghasilkan temuan yang menarik terkait bagaimana manusia memproses informasi, khususnya dalam konteks bahasa dan komunikasi. Salah satu temuan yang mencuri perhatian adalah bahwa otak manusia cenderung menyimpan informasi dalam bentuk konsep inti yang lebih sederhana, bukan dalam bentuk pernyataan kompleks yang mengandung negasi (kata "tidak").
Struktur Penyimpanan Memori di Otak
Otak manusia merupakan organ yang sangat kompleks dengan miliaran neuron yang saling terhubung. Dalam konteks penyimpanan memori, penelitian dalam bidang neurosains menunjukkan bahwa otak lebih efektif dalam menyimpan konsep utama daripada konsep yang melibatkan negasi atau penyangkalan.
Sebagai contoh, jika seseorang mengucapkan kalimat "Saya tidak mencuri", penelitian menunjukkan bahwa otak cenderung lebih mudah menyimpan konsep inti yaitu "mencuri", karena kata "tidak" merupakan bentuk negasi yang membutuhkan proses kognitif yang lebih rumit. Dalam proses ini, otak harus terlebih dahulu memahami konsep "mencuri" sebelum kemudian menambahkan penyangkalan "tidak", yang pada akhirnya menambah beban kognitif (Clark & Clark, 1977).
Sebaliknya, jika seseorang menggunakan kalimat "Saya jujur", konsep yang tersimpan di otak adalah kata kunci "jujur" yang bersifat positif dan tidak memerlukan proses penyangkalan tambahan. Hal ini menunjukkan bahwa menggunakan bahasa yang positif cenderung lebih efektif dalam membentuk pola pikir dan perilaku yang baik.
Implikasi dalam Komunikasi dan Pendidikan
Jika temuan ini benar, maka penting untuk meninjau kembali cara kita berkomunikasi, terutama dalam mendidik anak-anak, membangun kebiasaan positif, atau bahkan dalam melatih diri sendiri untuk mengadopsi pola pikir yang lebih sehat.
Beberapa contoh penerapan komunikasi positif yang lebih efektif meliputi:
· Daripada berkata: "Jangan mencuri" → Lebih baik berkata: "Jadilah jujur".
· Daripada berkata: "Jangan selingkuh" → Lebih baik berkata: "Setialah pada pasanganmu".
· Daripada berkata: "Jangan malas" → Lebih baik berkata: "Rajinlah berusaha".
· Daripada berkata: "Jangan menginginkan uang" → Lebih baik berkata: "Bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki".
Penggunaan kata-kata positif ini cenderung menciptakan gambaran mental yang lebih konstruktif, sehingga mendorong perilaku yang sesuai dengan harapan.