Karo Foundation—atau secara resmi dikenal sebagai Yayasan Pengembangan Budaya Karo Simalem—dideklarasikan pada 15 September 2024 di Ritz-Carlton Hotel Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Acara ini menandai awal babak baru dalam upaya membangkitkan peradaban Karo melalui semangat gotong royong bersama para tokoh Karo. Ketua Umum, Mayjen TNI (Purn.) Musa Bangun, menyampaikan filosofi “ngelintak kayu”—kerja bersama membangun rumah—sebagai simbol DNA gotong royong masyarakat Karo.
2. Visi, Misi, dan Pilar Program
Visi: Mewujudkan masyarakat Karo yang maju, modern, sejahtera, serta terintegrasi dalam NKRI.
Misi: Pengembangan peradaban (sejarah, aksara, budaya), pendidikan & sumber daya manusia, kepemimpinan & infrastruktur, ekonomi & UMKM, media & informasi, serta komunikasi antarlembaga.
- Peradaban Karo
- SDM dan pendidikan
- Kepemimpinan dan infrastruktur
- Ekonomi dan UMKM
- Media dan informasi
- Komunikasi antar lembaga
Pada 25 Januari 2025, Karo Foundation menggelar acara sosialisasi bertema “Karo Ertenah, Ersikap, Ersada Guna Tanahkaro” di Royal Sumatra, Medan. Tokoh seperti Barata Sembiring Berahmana, Musa Bangun, serta pejabat lainnya hadir untuk memperkenalkan visi yayasan kepada masyarakat Karo dan diaspora. Pemerintah Kota Medan melalui Sekda Topan Obaja Putra Ginting menyatakan dukungan penuh, berharap Karo Foundation membawa kebaikan untuk masyarakat Karo dan membantu pembangunan di Tanah Karo.
4. Penggalangan Dana dan Inisiatif Dana AbadiDalam event sosialisasi yang sama, Karo Foundation berhasil menggalang dana sebesar Rp 4,659 miliar. Donasi diberikan oleh tokoh-tokoh Karo seperti Barata Berahmana, Musa Bangun, dan tokoh lainnya—setiap tokoh menyumbang hingga Rp 1 miliar. Dana ini direncanakan sebagai modal Dana Abadi, yaitu upaya membiayai program-program secara mandiri dan berkelanjutan, bukan untuk mengambil alih proyek pemerintah tetapi untuk mendukung inisiatif pengembangan budaya, pendidikan, dan sejarah Karo.
5. Ekspansi dan Sinergi DiasporaKaro Foundation tak hanya aktif di Sumatera Utara; mereka mulai memperluas jaringan ke Yogyakarta, dengan niatan mengajak diaspora Karo berkontribusi dalam bentuk ide, aspirasi, maupun beasiswa pendidikan bagi generasi muda. Program beasiswa pendidikan digagas agar anak-anak Karo berprestasi bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi, bahkan ke luar negeri, sekaligus memperkuat kontribusi mereka bagi daerah asal dan nasional.
6. Kolaborasi Akademis: Simposium SejarahPada 8 Mei 2025, Karo Foundation bersama Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU menyelenggarakan simposium mengenai hubungan antara Kerajaan Aru (sebuah kerajaan maritim abad ke-16) dan peradaban masyarakat Karo. Tujuannya memperjelas sejarah dan memupuk rasa bangga generasi muda terhadap akar sejarah mereka sebagai pelaut tangguh yang menguasai jalur maritim hingga Cina dan Selat Malaka. Sekretaris Jenderal Analgin Ginting menekankan perlunya legitimasi akademis yang berkelanjutan melalui kolaborasi penelitian antara Karo Foundation, akademisi, dan mahasiswa Karo.
Ringkasan Perjalanan Karo FoundationTahapan | Ringkasan |
---|---|
Pendirian | 15 September 2024 di Jakarta, semangat gotong royong |
Visi & Program | Enam pilar utama: budaya, pendidikan, ekonomi, media, dll. |
Sosialisasi Medan | Januari 2025: memperkenalkan kegiatan dan meraih dukungan |
Pendanaan | Dana Abadi: Rp 4,659 miliar terkumpul dari tokoh Karo |
Perluasan Jaringan | Ekspansi ke Yogyakarta, dukung diaspora dan beasiswa |
Kolaborasi Akademik | Simposium dengan USU: mengangkat sejarah Kerajaan Aru dan Karo |